MP3 Clips

Saturday, November 20, 2010

Mengapa dikatakan "The Future is on Mobile Broadband Wireless"?

Berdasarkan fakta yang ada di Dunia saat ini, ada 5-Milyar Pelanggan Mobile Wireless, maka masa depan pertelekomunikasian akan mengarah kepada Wireless Mobile Services, dimana banyak pelanggan akan menggunakannya untuk Mobile Broadband Wireless Access, karena akan makin banyak digelar jaringan-jaringan 3G, 3.5G (HSDPA), 3.75G (HSPA). 3.9G (HSPA+) dan kemudian jaringan-jaringan LTE yang termasuk dalam klasifikasi 4G, sebagai kelanjutan evolusi dari jaringan GSM 2G dan 2.5G yang awalnya hanya bisa dipakai untuk Telpon, SMS dan data berkecepatan rendah (GPRS). Jadi sangat jelas bahwa "The Future is on Mobile Broadband Wireless for the Next Billion Subscribers" untuk melengkapi kebutuhan telekomunikasi penduduk Dunia sampai ke jumlah 6-Billion.

Roadmap Mobile Wireless tersebut diatas adalah untuk para pengguna GSM yang berevolusi melalui kerangka UMTS (Universal Mobile Telecommunications Service) dan WCDMA (Wideband CDMA), yang merupakan varian dari Standar 3G ITU IMT-2000 (International Mobile Telecommunication-2000) yang dikembangkan oleh negara2 Eropa.

Varian lainnya dari Standar 3G ITU IMT-2000 adalah cdma2000 1x (one carrier), 1x EV-DV, 1x EV-DO, dan cdma2000 3X (3-carriers) yang dikembangkan oleh negara2 Amerika Utara, Korea dan Jepang.

Definisi 3G Broadband menurut ITU adalah kecepatan transmisi up to 2 Mbps, dengan minimal 384 kbps.

Sejak beberapa tahun terakhir ini dikembangkan pula jenis teknologi CDMA dengan sistem modulasi baru, yaitu Scaleable Orthogonal Frequency Division Multiple Acces (SOFDMA) dengan sistem antena MIMO (Multiple Input Multiple Output) yang dikenal sebagai Standar Mobile WiMAX 802.16e. Perangkat Mobile WiMAX telah banyak dioperasikan di AS, Kanada, Korea, Jepang, dan Malaysia. Para operator WiMAX menyebutnya sebagai Forth Generation Mobile Technology (4G) sebagai alat untuk promosi dagang produk baru mereka, walaupun itu menyimpang dari definisi 4G menurut ITU, yaitu kecepatan transmisi puncak sebesar 1 Gbps saat diam, dan 100 Mbps saat bergerak.

Standar-standar layanan 3G dan (4G) itulah yang saat ini mendominasi pasar layanan jasa Mobile Wireless Dunia yang jumlahnya sudah mencapai 5 Milyar perangkat ponsel. Diperkirakan oleh konsultan OVUM bahwa pada tahun 2015 jumlah pelanggan Mobile Broadband Wireless akan mencapai 3,2 Milyar orang atau 4 kali (300%) dari total pelanggan Fixed Line Broadband ( DSL/ADSL, Coax Cable, PLC dan Serat Optik) yang jumlahnya hanya 780 juta pelanggan. Dari jumlah ini, pelanggan yang menggunakan serat optik (FTTH) hanyalah sebanyak 150-juta orang saja.

Jadi kesimpulannya, "The Future is on Mobile Broadband Wireless" seperti pada judul artikel ini.

Jumlah pelanggan Mobile Broadband Wireless di Indonesia diperkirakan sudah mencapai 40 juta orang, dilihat dari hasil penjualan Smartphone di Indonesia dan jumlah pengguna Internet menurut BRTI sebanyak 45-juta, sedangkan jumlah pelanggan Fixed Wireline Broadband termasuk Serat Optik FTTH tidak lebih dari 10%-nya.

Kalau melihat kemajuan Broadband di LN yang bisa menghasilkan pertumbuhan GDP 1-2% untuk pertumbuhan Broadband 10%, namun mengapa hal ini tidak terjadi di Indonesia? Penyebabnya karena Broadband Wireless yang dihasilkannya tidak sesuai dengan spesifikasi teknisnya, malah sering kali kecepatan transmisinya sangat rendah, lelet, sehinggal membuat jengkel para penggunanya. Hasilnya tidak ada innovasi dan kreativitas penggunaan jaringan broadband sebagai enabler pertumbuhan perekonomian nasional.

Ini karena para operator harus mengejar setoran pendapatan perusahaan dengan mengabaikan mutu layanan. Yang tidak mendukung juga adalah kebjiakan Regulator yang tidak memberikan lebar pita yang cukup dan dengan tarif per MHz yang tidak terlalu mahal.

Kesalahan operator lainnya adalah tidak tersedianya jaringan Backhaul atau Backbone yang cukup untuk menampung jumlah pelanggan dari tiap BTS yang maksimal hanya dapat menampung sekitar 100-200 pelangan per BTS. Jumlah BTS-pun harus ditambah, sesuai pertumbuhan jumlah pelanggan Seluler yang saat ini sudah mencapai 160-juta pelanggan, tanpa penambahan jumlah BTS secara significant.

Jaringan Serat Optik, FTTN, dalam hal ini bisa dimanfaatkan sebagai Backhaul atau Backbone, bukan sebagai FTTH, karena biayanya masih akan sangat mahal.

Silahkan ditanggapi demi kemajuan bangsa dan negara.

0 comments:

Post a Comment