MP3 Clips

Thursday, August 19, 2010

Pemerintah India menginginkan untuk dapat memonitor email Korporasi dan teks (messages) yg dikirim via BlackBerry Messenger (BBM) untuk chatting antar pengguna yang di-enkripsi. India, United Arab Emirate, Saudi Arabia khawatir kalau berita2 yang dilewatkan via perangkat BlackBerry ini akan dipakai untuk merancang serangan terorist.

Menurut Rajan Mattews, Sekjen Asosiasi Operator Seluler India, RIM - perusahaan pemilik BlackBerry - akan mampu melaksanakan permintaan pemerintah India itu sebelum deadline tanggal 31 Agustus 2010.

India tidak mempermasalahkan email biasa, seperti Gmail, Yahoo mail, Hotmail, dan lain-lain, karena walaupun dilewatkan BlackBerry Internet Server (BIS), email-email itu tidak di-enkripsi.

Berita sebelumnya, Pemerintah Saudi Arabia telah mencapai kesepakatan dengan RIM tentang cara pemantauan berita2 via perangkat BB, sehingga layanan BlackBerry kembali boleh beroperasi di Saudi Arabia.

Layanan BlackBerry ini telah begitu populer dan memberikan banyak kemudahan untuk pengguna dalam menyatukan berbagai email, BBM chatting dan SMS dalam satu folder yang mudah dibaca dan dijawab secara cepat. Layanan ini berbeda dengan layanan email via Ponsel lainnya, yang ribet untuk membacanya, karena tidak menggunakan sistem "push mail" seperti BlackBerry. Tiap kali akan membaca rincian email itu, maka konten-nya harus di-download terlebih dahulu. Ini sering jadi lelet dan menjengkelkan pengguna, bilamana saluran telekomunikasi sedang lelet. Umumnya mereka menggunakan sistem "pull mail". Ketika kita mau menjawab, maka layanan "pull mail" ini sering kali tidak bisa dipakai untuk mengirim (send), sebab port pengiriman diblokir oleh mail server Internet. Sedangkan kalau pakai BlackBerry, maka jawaban email akan segera terkirim, sebab dilaksankan oleh BlackBerry Enterprise Server (BES) untuk email korporasi atau BlackBerry Internet Server (BES) untuk email-email biasa dari Internet.

Dengan demikian, maka ketika seseorang sudah punya BlackBerry, maka tidak perlu lagi dia membuka-buka laptopnya untuk berkomunikasi di dunia maya, semuanya cukup dilayani oleh BlackBerry. Bagi eksekutif yang sibuk, maka perangkat BB ini sangat menolongnya dan meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya.

Dengan kondisi Dunia Seluler Indonesia yang layanannya sudah makin jenuh karena makin banyaknya pelanggan (sekitar 180 juta pelanggan), maka kita sering sekali mengalami "drop calls", dialling yang gagal, suara yang kecil, cempreng dan terputus-putus, yang memperlambat komunikasi, terutama di saat-saat yang sangat kita butuhkan, maka ternyata layanan BlackBerry menjadi "Dewa Penolongnya". Sebab layanan Messaging BB ini tetap stabil dalam kondisi saluran komunikasi yang kurang optimal. Kuncinya, selain menggunakan enkripsi, BB juga menerapkan kompresi data, sehingga saluran data yang sempit-pun dapat dengan cepat dilaluinya.

Jadi bila benar-benar BB akan diblokir, maka akan sangat banyak anggota masyarakat yang akan dirugikan.

Namun Pemerintah Indonesia sudah tidak lagi mengancam akan memblokir BB, melainkan hanya minta agar Pusat Data (Data Center) BB diletakkan di Indonesia untuk melayani pelanggan-pelanggan BB Indonesia. Mudah-mudahan permintaan pemindahan Data Center ini hanyalah didasarkan atas pertimbangan teknis untuk memperlancar komunikasi melalui BB, dan bukan untuk mencari revenue tambahan.

Sebab bila RIM dikenakan biaya-biaya tambahan, seperti pajak, dll, maka akan direfleksikan ke tarif ke pelanggan yang akan meningkat. Adalah sangat menyejukkan pernyataan Dirjen APTEL pak Ashwin Sasongko, bahwa RIM tidak akan dikenakan Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) Frekwensi, sebab memang RIM hanya penyedia perangkat terminal HP BB dan layanan jasa konten email. Sama seperti Google dan Yahoo yang tidak bisa dikenai BHP Frekwensi. Yang memakai frekwensi itu adalah para operator telekomunikasi yang sudah membayar BHP.

Kita mendukung rencana pembuatan peraturan Pemerintah agar para penyelenggara layanan konten-konten tersebut untuk membangun Data Center di Indonesia, sebab sudah banyak lokasi-lokasi yang tersedia di Indonesia yang menkhususkan senagai Data Center, sepert Gedung Cyber-II di Jl, Kuningan Barat, Jakarta yang pembangunannya mendekati penyelesaian.

Silahkan ditanggapi dan semoga bermanfaat.

;;