MP3 Clips

Saturday, December 26, 2009

Layanan jasa telekomunikasi berpita lebar (broadband) di Indonesia telah mengalami perbaikan dibandingkan dengan dengan layanan yang sama beberapa tahun yang silam, dalam hal mutu layanan maupuin tarif yang sudah terjangkau masyarakat. Yang cukup baik adalah layanan broadband wired (kabel tembaga atau serat optik) yang sudah banyak tersedia di kota-kota besar Indonesia, seperti Fastnet dari Firstmedia, Metronet, ADSL/Speedy dari Telkom, dan lainnya. Untuk layanan jenis ini, tarifnya dimulai dari sekitar Rp 200.000 per bulan flat dengan kecepatan 512 kbit/detik dan volume data sampai 2 Gbyte.

Layanan jasa broadband wireless yang saat ini banyak digunakan oleh mayarakat luas adalah dengan memanfaatkan layanan 3G dari operator GSM maupun operator CDMA. Layanan ini memang pada awalnya kurang memuaskan karena keterbatasan pita frekwensi yang dialokasikan, dan karena gencarnya pemasaran jasa ini tanpa menambah kapasitas layanan.

Dengan penambahan pita 3G oleh tiga operator besar, yaitu Telkomsel, Indosat dan XL pada tahun 2009, maka layanan broadband melalui 3G atau 3.5G (HSDPA, HSUPA, HSPA) sudah makin membaik. Kecepatan transmisi yang diperoleh memang sudah bisamencapai sekitar 1 Mbit/detik untuk waktu-waktu tertentu, namun pada jam-jam sibuk, layanan sering menjadi lelet sehingga sulit untuk dipakai untuk browsing Internet, membuat frustasi pelanggan. Layanan broadband wireless di Indonesia memang menggunakan konsep "best effort", sebab para operator mengandalkan sebuah kapasitas yang dipakai bersama oleh para pelangan, sehingga pada jam-jam sibuk, kecepatan transmisi layanan menurun secara proporsional dengan jumlah pengguna pasasatu saat. Pelanggan perlu diberikan penjelasan yang jujur tentang hal ini, sebab bila tidak, maka mereka akan mengeluhkan layanan ini.

Tarif layanan data menggunakan 3G yang ditawarkan kepada pelanggan bervariasi, mulai dari Rp 150.000 per bulan flat sampai dengan volume data sebanyak 2 Gbyte dengan kecepatan maksimum sekitar 256-512 kbit/detik. Bila quota volume data yang dipakai terlewati, maka kecepatan transmisi diturunkan menjadi maksimum 64 kbit/detik.

Para operator CDMA yang menawarkan layanan data/Internet masih mempromosikan layanan mereka sebagai yang tercepat, sebab jumlah pelanggan mereka yang relatif masih sedikit.Namun akhir-akhir ini para pelanggan sudah mulai merasakan apa yang diklaim itu makin kurang benar dengan makin banyaknya pelanggan yang terdaftar.

Perbandingan tarif broadband dengan negara maju dan negara-negara tetangga dapat dilihat pada grafik terlampir yang disusun oleh ITU beberapa waktu yang lalu.




Grafik Perbandingan Tarif
Layanan Broadband LN vs Indonesia:






Indonesia baru saja menetapkan 8 Operator layanan Broadband Wireless Access menggunakan WiMAX dengan standar khas Indonesia berbasis IEEE 802.16d (2004). Oleh karena supplier perangkat WiMAX ini hanya dapat diperoleh dari 2 atau 3 Vendor asal Indonesia dengan kapasitas produksi yang relatif kecil sehingga belum mencapai skala produksi massal, maka diperkiralkan nilai CAPEX untuk perangkat BTS maupun CPE akan masih tinggi. Dengan demikan maka tarif dari para operator WiMAX Indonesia akan menjadi tinggi.

Sebagai perbandingan dengan tarif broadband WiMAX di negara tetangga dapat dilihat pada tabel dibawah ini.




Tabel Tarif
Layanan WiMAX dan Broadband di Malaysia:

0 comments:

Post a Comment