MP3 Clips

Thursday, December 31, 2009

Bocoran informasi dari Google meyebutkan bahwa HP Nexus One akan dijual bebas via Web Google seharga US$530 yang berisikan operating system Android buatan Google. Sedangkan untuk harga HP Nexus One yang dibundel dengan penawaran layanan T-Mobile selama 2-tahun adalah seharga US$180.

Press Release tentang Nexus One akan dilakukan pada 5 Januari 2010, dua hari sebelum acara Consumer Electronic Show 2010 AS. T-Mobile akan memasang tarif bulanan buat Nexus One sebesar US$79.90 yang termasuk waktu bicara selama 500 menit, tak terbatas selama weekends, layanan text messaging dan browsing Web.

Berita lengkapnya ada dibawah ini:

Gizmodo offers leaked documents that show Google plans to offer the Nexus One smartphone for $529.99 unlocked or $179.99 from T-Mobile with a two-year contract. Google declined to comment on the price points, which came hours after the search engine giant invited press to an Android news event Jan. 5. T-Mobile will offer the Nexus One with a $79.99 monthly plan that includes 500 talk minutes with unlimited nights and weekends, text messaging and Web usage, according to the document.

Google will sell its Nexus One smartphone for $529.99 for users who want to pop in their existing SIM card, or with a two-year T-Mobile contract for $179.99, according to documents leaked to gadget Website Gizmodo.

The price points, which a Google spokesperson declined to comment on for eWEEK Dec. 30, come as buzz is peaking over the Nexus One, a speedy, HTC-built mobile phone based on version 2.1 of Google's Android mobile operating system.

Google Dec. 29 scheduled an Android press event at its Mountain View, Calif., headquarters Jan. 5, just two days before the commencement of the 2010 Consumer Electronics Show.
Resource Library:

A leaked T-Mobile screen grab revealed that Google will be offering an Android phone through its Web site, confirming the go-to-market plan Google was rumored to be employing to sell the device.

However, how much Google planned to charge for the device, and whether or not it would offer it unlocked and unsubsidized or locked and subsidized by a carrier partner such as T-Mobile, was a matter of much debate. Also floated was the rumor that the Nexus One would initially be offered by invite only, but it looks as though that may be put to rest.

If these documents are legitimate, Google is selling the Nexus One unlocked and unsubsidized for a hefty sum of $529.99 and through T-Mobile for $179.99 with a two-year contract. This latter scheme matches the price point T-Mobile initially charged for the inaugural Android smartphone, the G1, in 2008.

Rate plans are a key point in any wireless contract and T-Mobile will offer the Nexus One with a $79.99 monthly plan that includes 500 talk minutes with unlimited nights and weekends, text messaging and Web usage, according to the documents.

Gizmodo also noted existing T-Mobile customers cannot keep their current plan if they want a subsidized phone; they would have to switch to the Nexus One plan.

Users may also purchase a Nexus One desktop docking station for $39.99 or a Nexus One car docking station for $49.99 through Google's Nexus One Web site, which could be live Jan. 5 after the press event. That site will be www.google.com/phone, and each Google Account users may only buy five Nexus One phones.

By all accounts of Google employees using the device and journalists who have seen it in action, the Nexus One hews to Google's vision of a suitable communications device for powering Web applications.

It's fast and performs well, superior to the popular Motorola Droid offered by Verizon Wireless, which is on pace to soon sell one million-plus units. More than any Android phone to date, the Nexus One provides a mobile Web experience that rivals Apple's iPhone, which bodes well for a fragmented Android platform that boasts a handful of iterations.

Meanwhile, Forrester Research analyst Michele Pelino expects big things for Android devices among business users, predicting 10 percent of enterprises to manage or support Android-based devices next year.

"As we head into 2010, expect Android smartphones to capture the attention of corporate smartphone users," Pelino wrote in a Dec. 18 note.

"Why? Heavy industry support from Qualcomm and jointly developed devices from Verizon, Motorola, and Google, as well as the open nature of the Android platform let in-house and third-party application developers easily create new applications and integrate them with enterprise apps."

Sunday, December 27, 2009

JAKARTA: Departemen Komunikasi dan Informatika memberikan peringatan terakhir kepada PT Internux, karena lalai membayar biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi tahun pertama dan up front fee WiMax sehingga terancam pencabutan izin prinsip.

Gatot S. Dewa Broto, Kepada Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, mengatakan sebanyak 5 dari 6 perusahaan nonkonsorsium pemenang tender telah membayar kewajibannya, yaitu BHP tahun pertama dan up front fee.

"Regulator kini memberikan peringatan terakhir kepada Internux untuk memenuhi kewajibannya paling lambat 20 Januari 2010, termasuk pembayaran denda sebesar 2% per bulan dari besar BHP yang harus dibayarkannya," ujarnya, kemarin.

Peringatan ini diberikan untuk memberikan kepastian hukum dan perlakuan yang sama bagi penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched yang menggunakan pita frekuensi 2,3 Ghz untuk keperluan layanan pita lebar (wireless broadband).

Adapun khusus untuk pemenang dari konsorsium diberi batas waktu pembayaran sampai 26 Januari 2010.

Gatot menjelaskan Internux telah beberapa kali melewati batas jatuh tempo pembayaran, pertama pada 17 November, kemudian memasuki tahap selanjutnya yang dimulai 20 November, perusahaan ini juga belum membayar hingga kini.

Internux akan dikenakan ketentuan dalam lampiran Permenkominfo No. 22/2009 atau dokumen seleksi tender yang berisi bahwa pemenang seleksi yang tidak membayar BHP frekuensi radio sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan, maka penetapan pemenang pada blok frekuensi di zona yang dimenangkan akan dibatalkan oleh menteri.

"Apabila Internux tidak melakukan pembayaran hingga batas waktu 20 Januari mendatang, hak perusahaan tersebut sebagai pemenang seleksi akan dibatalkan, termasuk pencabutan izin prinsip yang telah diberikan," ujarnya.

Mufly, Manajer Operasional Internux, tidak menanggapi pertanyaan Bisnis seputar ancaman pencabutan izin prinsip WiMax tersebut.

Kelima perusahaan yang telah melakukan pembayaran secara berurutan adalah PT Telkom Tbk, PT Indosat Mega Media, PT First Media Tbk, PT Berca Handayaperkasa, dan PT Jasnita Telekomindo. PT Jasnita telah membayar kewajiban beserta denda, sementara PT Berca belum membayar denda hingga sekarang.

Masih buram

Pembangunan infrastruktur broadband wireless access (BWA) atau WiMax dari tender ini yang dilakukan oleh para operator pemenang tender masih belum jelas meskipun regulator telah memberikan izin prinsip bagi mereka memulai pembangunan sebelum bisa berjualan setelah mengantongi izin penyelenggaraan.

Adrian Prasanto, Corporate Communication Assistant Manager Indosat Mega Media, menyatakan pihaknya hingga saat ini masih menunggu dan belum melakukan pemesanan kepada perusahaan mana pun untuk perangkat.

"Kami masih menunggu bagaimana perkembangan terkait kesiapan perangkat 16d dengan TKDN yang disyaratkan untuk pembangunan infrastruktur di frekuensi ini. Belum ada pesanan kepada perusahaan mana pun," ujarnya.

Hal tersebut juga dilakukan oleh perusahaan pemenang tender lainnya. Sumber Bisnis dari konsorsium pemenang tender bahkan mengatakan ada perusahaan yang berencana menggunakan perangkat 16e, meskipun di luar ketentuan pemerintah.

Vendor lokal penyedia perangkat teknologi pita lebar worldwide interoperability for microwave access (WiMax) lebih memilih mengembangkan produk 16d untuk penggunaan di frekuensi 3,3 GHz dibandingkan dengan 2,3 GHz.

Padahal frekuensi 2,3 Ghz baru selesai ditenderkan oleh pemerintah untuk layanan WiMax menggunakan teknologi 16d, kini delapan perusahaan pemenang tender sudah memperoleh type approval (TA) dan bisa mulai melakukan pembangunan jaringan.

Saat ini baru ada dua perusahaan yang mengantongi sertifikasi Ditjen Postel dan memiliki perangkat dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 30% untuk subscriber station (SS) dan 40% bagi base station (BS), yaitu PT Hariff Daya Tunggal Engineering dan PT Teknologi Riset Global. (Arif Pitoyo) (fita. indah@bisnis.co.id)

(sumber: Fita Indah Maulani - Bisnis Indonesia)

Saturday, December 26, 2009

Layanan jasa telekomunikasi berpita lebar (broadband) di Indonesia telah mengalami perbaikan dibandingkan dengan dengan layanan yang sama beberapa tahun yang silam, dalam hal mutu layanan maupuin tarif yang sudah terjangkau masyarakat. Yang cukup baik adalah layanan broadband wired (kabel tembaga atau serat optik) yang sudah banyak tersedia di kota-kota besar Indonesia, seperti Fastnet dari Firstmedia, Metronet, ADSL/Speedy dari Telkom, dan lainnya. Untuk layanan jenis ini, tarifnya dimulai dari sekitar Rp 200.000 per bulan flat dengan kecepatan 512 kbit/detik dan volume data sampai 2 Gbyte.

Layanan jasa broadband wireless yang saat ini banyak digunakan oleh mayarakat luas adalah dengan memanfaatkan layanan 3G dari operator GSM maupun operator CDMA. Layanan ini memang pada awalnya kurang memuaskan karena keterbatasan pita frekwensi yang dialokasikan, dan karena gencarnya pemasaran jasa ini tanpa menambah kapasitas layanan.

Dengan penambahan pita 3G oleh tiga operator besar, yaitu Telkomsel, Indosat dan XL pada tahun 2009, maka layanan broadband melalui 3G atau 3.5G (HSDPA, HSUPA, HSPA) sudah makin membaik. Kecepatan transmisi yang diperoleh memang sudah bisamencapai sekitar 1 Mbit/detik untuk waktu-waktu tertentu, namun pada jam-jam sibuk, layanan sering menjadi lelet sehingga sulit untuk dipakai untuk browsing Internet, membuat frustasi pelanggan. Layanan broadband wireless di Indonesia memang menggunakan konsep "best effort", sebab para operator mengandalkan sebuah kapasitas yang dipakai bersama oleh para pelangan, sehingga pada jam-jam sibuk, kecepatan transmisi layanan menurun secara proporsional dengan jumlah pengguna pasasatu saat. Pelanggan perlu diberikan penjelasan yang jujur tentang hal ini, sebab bila tidak, maka mereka akan mengeluhkan layanan ini.

Tarif layanan data menggunakan 3G yang ditawarkan kepada pelanggan bervariasi, mulai dari Rp 150.000 per bulan flat sampai dengan volume data sebanyak 2 Gbyte dengan kecepatan maksimum sekitar 256-512 kbit/detik. Bila quota volume data yang dipakai terlewati, maka kecepatan transmisi diturunkan menjadi maksimum 64 kbit/detik.

Para operator CDMA yang menawarkan layanan data/Internet masih mempromosikan layanan mereka sebagai yang tercepat, sebab jumlah pelanggan mereka yang relatif masih sedikit.Namun akhir-akhir ini para pelanggan sudah mulai merasakan apa yang diklaim itu makin kurang benar dengan makin banyaknya pelanggan yang terdaftar.

Perbandingan tarif broadband dengan negara maju dan negara-negara tetangga dapat dilihat pada grafik terlampir yang disusun oleh ITU beberapa waktu yang lalu.




Grafik Perbandingan Tarif
Layanan Broadband LN vs Indonesia:






Indonesia baru saja menetapkan 8 Operator layanan Broadband Wireless Access menggunakan WiMAX dengan standar khas Indonesia berbasis IEEE 802.16d (2004). Oleh karena supplier perangkat WiMAX ini hanya dapat diperoleh dari 2 atau 3 Vendor asal Indonesia dengan kapasitas produksi yang relatif kecil sehingga belum mencapai skala produksi massal, maka diperkiralkan nilai CAPEX untuk perangkat BTS maupun CPE akan masih tinggi. Dengan demikan maka tarif dari para operator WiMAX Indonesia akan menjadi tinggi.

Sebagai perbandingan dengan tarif broadband WiMAX di negara tetangga dapat dilihat pada tabel dibawah ini.




Tabel Tarif
Layanan WiMAX dan Broadband di Malaysia:

Friday, December 25, 2009

Blog ini didedikasikan bagi para pengembang, pengguna dan produsen teknologi Wireless yang makin luas penggunaannya di Indonesia, oleh para penyelenggara jasa telekomunikasi seluler GSM dan CDMA untuk layanan awal 2G, 3G, 3.5G/HSDPA dan sedang berkembang menjadi layanan 4G, HSUPA maupun layanan masa depan Long Term Evolution (LTE).

Termasuk dalam pembahasan di Blog ini adalah cabang teknologi Wireless yang berkembang dari teknologi WiFi (Wireless Fidelity), yaitu teknologi WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access), baik yang bersifat nomadik maupun yang bersifat mobile.

Silahkan bergabung sebagai member Blog ini untuk dapat saling bertukar informasi, pengetahuan dan pengalaman tentang teknologi Wireless bagi kemajuan bangsa dan negara.

Wassalam,
Admin Blog

;;